Kesadaran Politik dan Survei Kawula17

Dalam usaha untuk memahami persepsi dan sikap publik secara lebih mendalam, Kawula17 melaksanakan survei nasional yang dilakukan setiap tiga bulan. Melanjutkan dari survei pertama di Oktober 2021 dan survei kedua di Maret 2022, survei ketiga disebarkan pada Juni 2022. Survei ketiga mencakup jumlah sampel yang lebih besar dan representatif untuk masyarakat Indonesia yang berusia antara 18 hingga 44 tahun dengan tingkat sosial perekonomian (SES) menengah ke bawah, menengah, dan menengah ke atas.

Minat Pemilih yang Meningkat

Survei ketiga membahas berbagai topik yang sedang mendapatkan perhatian dari masyarakat maupun parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat) di bulan Juni 2022. Beberapa topik yang dianggap penting bagi masyarakat antara lain adalah kualitas pendidikan, masalah gender dan penghapusan kekerasan seksual, serta hak asasi manusia.

Hasil survei menunjukkan adanya intensi tinggi untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum 2024. Sebanyak 94% masyarakat Indonesia menunjukkan adanya kehendak untuk memilih ketika ditanya mengenai pertimbangan partisipasi dalam proses elektoral mendatang.

Hasil ini tampaknya menjadi sebuah indikasi bahwa terdapat peningkatan kesadaran politik di kalangan masyarakat.

Kebingungan Anak Muda

Temuan yang menarik adalah kalangan anak muda, terutama yang berusia 18-24 tahun (78%) mengindikasikan bahwa mereka belum menentukan pilihannya. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan anak muda, tetapi juga ditemukan pada masyarakat berusia 25-44 tahun (57% – 68%). Kawula17, aplikasi saran pemilihan, hadir untuk membantu para generasi muda untuk mengidentifikasi preferensi politik berdasarkan dari isu-isu yang sedang relevan dibahas oleh publik dan diulas di media massa.

Alasan Kurangnya Pengetahuan Mengenai Preferensi Politik

Menurut peneliti dari Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), “kurangnya pengetahuan mengenai preferensi politik menunjukkan bahwa pemilih Indonesia belum cukup kritis. Di sisi lain, mesin partai dan kandidat sebagai tempat agregasi dan arkulasi kepentingan juga tidak berjalan dengan baik di luar masa Pemilu. Khawatirnya, Pemilu masih bermakna sebagai hal yang prosedural dan minim substansial.”

 

Hasil survei ini menunjukkan adanya indikasi bahwa apatisme masyarakat mulai menurun, tetapi pengetahuan mengenai preferensi politiknya pun juga masih rendah. Partai politik dapat menggunakan kesempatan ini untuk menarik perhatian dan minat para calon pemilih yang cenderung masih terbuka untuk mengeksplorasi pilihannya.

Saran Untuk Partai

Mengutip saran dari peneliti Puskapol UI, strategi yang dapat dilakukan oleh partai adalah “melakukan pendekatan terhadap anak muda tanpa perlu modifikasi persona atau memamerkan ornamen partai yang berlebihan, menanyakan kebutuhan anak muda atau membahas isu-isu spesifik yang sedang dialami. Selain itu, partai juga dapat menjamin keterlibatan anak muda dalam proses demokrasi internal.”

Hasil ini dapat menjadi referensi bagi partai politik untuk mulai gencar memperkenalkan partainya kepada publik. Pendekatan yang dapat digunakan oleh partai adalah memperjuangkan posisi mereka dalam menanggapi isu-isu yang dinilai penting oleh masyarakat.

Survei ketiga ini dilakukan pada tanggal 24 Juni – 17 Juli 2022 kepada 600 masyarakat Indonesia yang tersebar di daerah perkotaan maupun pedesaan, berumur antara 18 – 44 tahun, menggunakan metode CASI (survei online) dengan multistage quota sampling dan margin of error sebesar 4%.

Laporan hasil survei dapat dilihat secara lebih lengkap di sini.

Lihat Press Release Kawula17 selengkapnya di sini: